Contents
Kata Pengantar
Assalammu’alaikum
wr.wb
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, karena dengan bantuan-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas P & KWU ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah laporan ini, masih banyak
kekurangannya,karena kami masih dalam tahap belajar. Maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan
saran dari teman-teman. Dan semoga makalah laporan ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca.
Wassalammu’alaikum wr.wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi
negara untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada
kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya,
tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan
dan bahan lunak dan produk kerajinan dan bahan keras. Produk kerajinan dan
bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang
bersifat keras. Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk
kerajinan dapat dibagi menjadi dua.
Untuk mengetahui lebih detail lagi mengenai kerajinan yang terbuat
dari bahan keras, kami akan membahasnya di BAB II di makalah laporan yang telah
kami tulis.
1.2 Tujuan & Manfaat
Tujuan kami membuat makalah laporan yang bertema kerajinan dari
bahan keras ini yaitu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
pengampu Prakarya dan Kewirausahaan kami, selain itu tujuan yang berasal dari
kami sendiri yaitu untuk melatih kami dalam membuat makalah laporan.
Manfaat pembuatan makalah laporan yang bertema kerajianan dari
bahan keras ini, adalah untuk menambah wawasan kami mengenai berbagai
kerajianan yang terbuat dari bahan keras, selain itu juga untuk memberikan
pengetahuan bagi para pembaca mengenai apa itu kerajinan dari bahan keras.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa itu kerajinan dari bahan keras ?
2. Aneka produk Kerajinan Bahan Keras ?
3. Bagaimana prosedur produksi kerajinan bahan
keras !
BAB II
TEORI
1) Pengertian Kerajinan Bahan Keras
Kerajinan
merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk
meningkatkan devisa. Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang
tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang
telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Tahukah kita
bahwa benda - benda seperti biji - bijian, kayu bekas bahkan benda lain yang
tidak berharga dengan kreatifitas kita, benda yang tadinya tidak berguna bisa
memiliki nilai seni bahkan nilai jual.
Dari penjelasan
tersebut dapat diambil kesipulan bahwa, produk kerajinan dari bahan keras
merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras.
Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat
dibagi menjadi dua.
a) Macam-Macam Kerajinan Bahan Keras
1. Kerajinan
Bahan Keras Alami
Bahan keras
alami adalah bahan yang diperoleh dilingkungan sekitar kita dan kondisi
fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu, rotan dan lain-lain.
2. Kerajinan Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah
bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat
barang-barang kerajinan seperti berbagai jenis logam, fiberglass dan lain-lain.
b) Fungsi Kerajinan Bahan Keras
Fungsi
Kerajinan Bahan keras yaitu sebagai berikut :
1.
Sebagai benda pakai
Benda pakai adalah karya kerajinan yang
diciptakan mengutamakan fungsinya, unsur keindahannya hanyalah sebagai
pendukung. Contohnya yaitu seperti lemari,meja,kursidll.
2.
Sebagai benda hias
Benda hias, adlah karya kerajinan yang di buat
sebagai benda pajangan atau hiasan, jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan
daripada aspek segunaan atau fungsinya. Contohnya yaitu seperti bingkai,kalung,
cicin, gelang, bingkai, patung, dll.
c) Tehnik Pembuatan Kerajinan bahan keras
Beberapa
teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain seperti
berikut.
a. Teknik Cor (cetak tuang)
Teknik
cor sudah ada ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, bangsa
Indonesia mulai mengenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda
kerajinan dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan
perhiasan.
b. Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman,
yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etching
berarti mengetsa. Benda-benda dari logam dapat dietsa
dengan merendam dalam larutan etsa (larutan asam). Untuk melindungi bagian yang
tidak ingin teretsa oleh pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya
dilapisi dengan bahan penolak asam, yaitu resist (bahan pelindung). Sementara
itu, bagian-bagian yang terpilih untuk dietsa sesuai dengan desain dibiarkan
terbuka dan terkena pengikisan asam. Secara perlahan-lahan, asam akan
melarutkan dan mengikis tempat-tempat yang terbuka sampai tingkat yang
diinginkan sehingga permukaannya turun sampai di bawah permukan aslinya.
Sementara bagian logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa larutan atau bahan
kimia yang secara terpisah dapat menggigit, mencerna, dan melarutkan logam,
sangat bergantung pada jenis logam yang akan dietsa.
Larutan
pengetsa ini terdiri atas larutan asam organik, asam mineral anorganik, atau
campuran dari keduanya. Sebagian asam mempunyai daya kikis yang sangat baik
untuk logam-logam tertentu, sedangkan sebagian asam lain ternyata hanya sedikit
atau bahkan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap logam-logam tertentu
lainnya. Kombinasi dari keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam
larutan tersebut.
Sukses
tidaknya mengetsa ini bergantung pada pengendalian yang sangat hati-hati
terhadap kekuatan larutan asam pengetsa. Penerapan bahan penolak asam pada
logamnya, cara dan keterampilan dalam membuat desainnya agar tetap terbuka
melalui penggunaan resist (bahan pelindung), serta perhitungan waktu untuk
pengukuran dan pengikisan asamnya perlu diperhatikan, agar gambar etsa muncul
di permukaan logam dengan derajat keteraturan dan kedalaman yang diinginkan.
c. Teknik Ukir
Di
Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak Zaman Batu Muda. Pada masa itu,
banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan
benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris,
seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan segitiga. Umumnya
ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan
religius.
Dilihat
dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan),
ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
d. Teknik Ukir Tekan
Teknik
mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis
dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat logam
tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini
yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai
kebutuhan ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu.
Cara menggunakan alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda kerja
mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
e. Teknik Bubut
Dalam
pekerjaan membubut, diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris,
menyayat/ menggaruk dan membentuk benda ialah pahat bubut. Teknik bubut ini
akan menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat dan rapi. Contoh karya
kerajinan dengan teknik bubut adalah asbak kayu, vas bunga dari kayu,
benda-benda mainan.
f. Teknik Anyam
Anyaman adalah
seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan
atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan
keras dari karya kerajinan yang dapat menggunakan teknik anyaman, antara lain:
bambu, rotan, dan plastik.
d)
Unsur
Kerajinan Bahan Keras
Unsur-unsur yang terdapat di kerajinan bahan keras yaitu sebagai
berikut :
1.
Unsur Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan,
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni.
Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika
seseorang mncerap objek seni atau dapat pula diphami sebagai sebuah objek yang
memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya
seni memiliki prinsip: Kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kntras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru.nyaman,nikmat,bahagia,agung,ataupun
rasa senang.
2.
Unsur Ergonomis
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu
dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya
kerajinan adalah sebagai berikut:
1.
Keamanan (security)
yaitu jaminan tenang keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2.
Kenyamanan(comfortable)
yaitu kenyaman apabila produk kerajinan tersebut digunakan.
3.
Keluwesan(flexibility),yaitu keluwesan
penggunaan.
2)
Aneka
Produk Kerajinan Bahan Keras
Produk
kerajinan sangat beraneka ragam. Berikut ini contoh produk kerajinan dari bahan
keras. Kerajinan Logam
a. Kerajinan Logam
Kerajinan logam
menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain.
Teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Bahan logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau
aksesoris, kemudian berkembang pula sebagai benda hias dan benda fungsional
lainnya, seperti: gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna bahkan sampai
piala sebagai simbol kejuaraan. Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam
pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah, seperti diolah dengan teknik
bakar/ pemanasan dan tempa.
b.
Kerajinan Kayu
Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang
sebagian besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar
di banyak tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para
perajin. Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan
bahan dan kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan
ukiran memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya.
Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan
lain-lain.
c.
Kerajinan Bambu
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan
yang bernilal estetis dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang
Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dan yang
paling sederhana sampai yang rumit. Sampal saat mi, bambu masih digunakan untuk
keperluan tersebut. Bahkan saat mi, produk kerajinan bambu tampil dengan desain
Iebih menarik dan artistik. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan
alam dan bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung. Anyaman Indonesia
sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan bentuk yang menarik.
Berikut contoh kerajinan dan bambu.
d.
Kerajinan Rotan
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat
besar di Indonesia. Pulau yang paling banyak menghasilkan rotan adalah
Kalimantan. Tumbuhan rotan bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok
sebagai benda kerajinan dengan teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dan
bahan rotan banyak digunakan pada meja kursi, almari, tempat makanan, dan
lain-lain.
e.
Kerajinan Batu
Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya
beraneka ragam. Daerah Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai
sangat unik. Banyak daerah di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai
produk kerajinan seperti: aksesoris pelengkap busana, juga sebagai penghias
benda.Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih/cokelat yang lunak
banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu hitam
dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu
banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior.
f.
Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)
Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang
ditarik menjadi serat tipis. Serat mi dapat dipintal menjadi benang atau
ditenun menjadi kain, kondisi sudah siap pakai. Kemudian, diresapi dengan resin
sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. OIeh sebab, itu fiberglass
biasa digunakan sebagai badan mobil dan bangunan.
Kerajinan fiberglass membutuhkan beberapa campuran dalam proses
pembuatannya. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin (mmnyak resin bahan
dasarnya minyak bumi dan residu), katalis, met atau serat fiber, polish atau
sabun krim silicon untuk membuat cetakan, serta talk untuk memekatkan warna.
Proses pembuatan perlu perbandingan agar memperoleh hasil yang baik. Jika zat
cair (resin dan katalis) dicampur, akan bereaksi dan cair berubah menjadi padat
dan keras, serta berwarna bening mengilap.
3). Mendesain & Pengemasan
Produk Kerajian Bahan Keras yang dipiih
penjelasan
prosedur pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
1.
Merancang
Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang
sering kita kenal dengan istilah ”desain”. Jadi dalam hal ini merancang gambar
desain awal dalam membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Adapun
kelengkapan dalam gambar rancangan tersebut sebaiknya mencakup: gambar tampak
depan, tampak samping dan tampak atas serta ukurannya yang jelas. Selain itu,
harus ada gambar potongannya dan gambar perspektifnya. Kelengkapan gambar
tersebut diharapkan memudahkan perajin yang akan mengerjakan produk kerajinan
tersebut, tidak kesulitan dan tidak terjadi kesalahan.
2.
Bahan
Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Bahan yang
digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus diperhatikan, baik dari
jenis kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya, karena akan memengaruhi dan
menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Tidak semua bahan kayu dapat
diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu harus dipilih jenis kayu yang
memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras, dan tidak mudah pecah serta
kembang susutnya rendah.
Jenis kayu yang
baik untuk pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di
Indonesia antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni.
3.
Alat Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Peralatan
yang digunakan untuk produksi kerajinan kayu harus standar dan sesuai dengan
fungsinya. Jika benda yang akan dikerjakan produk ukiran, maka yang digunakan
adalah seperangkat peralatan ukir. Jika untuk kerja sekrol maka peralatan
sekrol yang digunakan. Alat finishing disesuaikan juga dengan teknik dan bahan
finishing apa yang akan digunakan.
4.
Keselamatan
Kerja
Keselamatan
kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara
memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda
kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.
Perlengkapan
dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dalam kerja ukir antara lain
seperti berikut :
a.
Sebelum bekerja hendaknya memastikan
terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi udara
yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b.
Pakailah pakaian kerja untuk
melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir.
c.
Pakailah sepatu kerja, pada saat
kerja ukir agar terhindar dari kecelakaan/terkena pahat apabila jatuh dari meja
kerja.
d.
Jika perlu, pakailah kaos tangan, terutama
pada waktu kita sedang mengasah pahat dan merawat pahat agar tangan kita tidak
terluka dan tidak kotor.
e.
Masker, digunakan pada waktu kita
sedang membersihkan ukiran, pengamplasan dan finishing.
f.
Jika sedang bekerja tidak
diperkenankan bergurau/ bercanda, karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan
kerja.
g.
Atur yang rapi pahat ukir di atas
meja sehingga tidak berantakan dan akan memudahkan ketika memilih pahat saat
bekerja.
h.
Jika sudah selesai bekerja, kita
wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian mengembalikan pahat pada
tempatnya.
i.
Limbah dikelola dengan baik.
5.
Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu
Proses
kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari
kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah
langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja
mengukir.
1) Penyiapan bahan
Prinsip
kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran
yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan
permukaan kayu.
2) Penyiapan alat
Prinsip
kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan
untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam.
3) Membuat Rancangan/Gambar Kerja
Sebelum
menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang
akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana
penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain
yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif geometris dan penerapannya. Contoh motif
geometris dan penerapannya pada produk kerajinan.
4)
Menyiapkan Pola
Prinsip
penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran
yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai
acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang
dari ketentuan.
5)
Menempel Pola
pada Papan yang Sudah Disiapkan
Setelah proses
memola selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang
sudah disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola
direkatkan pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain
kemudian pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.
6)
Menyekrol (krawangan)
Menyekrol
adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir
krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung
pada keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan
atau tidak.
7)
Memahat Awal (getak’i)
Permulaan
pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk
ukiran secara garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini,
diperlihatkan arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi
atau rendah sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang
telah ditempel terkelupas, motifnya tidak hilang.
8)
Memahat Bagian Dasaran (lemahan)
Memahat pada
dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan,
sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini
salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif yang lain.
9)
Membentuk
ukiran
Proses ini
merupakan proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya
motif sehingga membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik.
10)
Memberi
Benangan (Coretan) pada Motif
Membuat
garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan
gambar, sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya.
11)
Mengampelas
(menghaluskan)
Pengampelasan
dilakukan setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan
hati-hati karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan
merusak bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas
juga harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat
penggunaan kertas ampelas yang kasar.
12)
Finishing
Finishing sangat
menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini
harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih
baik. Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing
pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik
kuas dan oles. Jika proses finishing selesai dilanjutkan dengan
pemasangan gantungan.
A. TUTORIAL PEMBUATAN PRODUK UKIR
KAYU
B.
PENGEMASAN
Tahap
pengemasan ini, adalah tahap terakhir setelah tahap pembuatan selesai. Pada
tahap pengemasan ini, produk akan dikemas dengan rapi dan menarik, supaya dapat
menarik konsumen untuk membelinya.
Izin copast buat tugas, sangat membantu terimakasih
ReplyDeleteizin copast buat tugas,terimakasihh
ReplyDeleteSangat membantu
ReplyDeleteTerimakasih :)
Bally's Hotel & Casino - New Orleans, LA - JT Hub
ReplyDelete› attractions 안산 출장안마 › bally-sola › attractions › bally-sola The 시흥 출장안마 Bally's Hotel & Casino is the flagship property of the Ballys 김포 출장마사지 family-owned 창원 출장샵 Ballys, 서산 출장안마 which includes two equally large hotel towers, three full-service